Persiapan PON 2024
SURABAYA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim), telah selesai memanggil pengurus cabang olahraga (cabor) untuk persiapan Puslatda, menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara (Sumut).
Dalam pertemuan internal tersebut, KONI Jatim banyak melakukan koordinasi, terkait kesiapan masing-masing cabor, menjelang program pemusatan latihan daerah (Puslatda).
Di antaranya, mengetahui nama-nama yang akan diproyeksikan masuk Puslatda, lalu program masing-masing per tahun sejak 2022 akhir ini, hingga 2024 menjelang PON.
“Program akselerasi apa yang disiapkan untuk mencapai target yang sudah dicanangkan. Cabor sudah presentasi, mulai calon pelatih atlet dan kita evaluasi awal,” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi KONI Jatim, Dudi Harjantoro, Kamis (11/8/2022).
Selanjutnya, KONI Jatim akan segera melakukan rekrutmen pelatih untuk Puslatda, yang akan dimulai antara pertengahan atau akhir Agustus 2022 ini. Setelah selesai, baru akan dilanjutkan seleksi atlet yang layak masuk Puslatda.
Mantan atlet Gulat Indonesia itu mengatakan, sementara kuota atlet Puslatda diberikan khusus kepada atlet peraih medali di PON XX 2021 Papua. Jika melihat hasil PON lalu, Jatim meraih 287 medali terdiri dari 110 emas, 89 perak dan 88 perunggu.
Kendati demikian, tidak semua cabor masuk ada program puslatda namun dialihkan masuk program pembinaan khusus (Binsus). Tercatat dari 67 cabor yang dipertandingkan di PON 2024, ada 32 cabor masuk program Binsus dan sisanya 35 cabor Puslatda.
“Ada cabor tertentu yang kita binsuskan. Terdiri dari cabor beregu, lalu cabor perorangan yang kita binsuskan karena prestasi. Meskipun dia dapat medali di PON tapi bukan emas kita binsuskan,” ujar Dudi.
Binsus tersebut, sementara waktu diberikan kepada cabor untuk mempersiapkan diri mengikuti agenda kejuaraan nasional (Kejurnas) 2022, sebagai ajang pembuktian.
“Ini merupakan motivasi, untuk mereka agar tidak menyepelekan program. Ini kan tandanya pembinaan gak berhasil dari target yang kita berikan, merosot tanpa emas kita binsuskan,” sambung Dudi.
Namun, apabila hasilnya jauh lebih baik saat kejurnas 2022. Bukan tidak mungkin, cabor tersebut bisa masuk program Puslatda di tahun 2023 mendatang sebagai persiapan menuju Pra PON.
Di sisi lain, ketika ada atlet peraih medali yang dapat jatah Puslatda yang pindah atau pensiun, maka jatah Puslatdanya bisa digantikan oleh atlet lain. Tapi, penggantinya tidak sembarang melainkan yang memiliki proyeksi meraih medali emas di PON.
“Itu tetap harus digantikan tapi bukan merupakan hak. Ketika slotnya kosong, boleh diganti tapi harus melihat data prestasi dan prospek ke depan. Kalau menjanjikan, boleh diganti atlet dari cabor tersebut. Kalau tidak ada prospek, maka kita akan alihkan ke cabor lain yang punya prospek lebih besar,” pungkas Dudi. (ega)