JAYAPURA – Satu per satu atlet Jawa Timur (Jatim) telah menginjakkan kaki di Papua. Mereka datang lebih awal untuk beradaptasi dengan cuaca serta venue pertandingan. Salah satunya dari cabang olahraga dayung. Mereka telah tiba di Bumi Cenderawasih. Bahkan sudah berlatih di Teluk Youtefa, Kota Jayapura.
Dayung merupakan salah satu cabang olahraga “gemuk” yang rutin diadakan di multievent empat tahunan itu. Dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua, dayung akan memperebutkan total 40 emas. Terbagi dalam tiga disiplin lomba, yakni kano, dayung, dan perahu naga.
Jatim sebenarnya memiliki tren bagus di cabang ini. Jatim menghasilkan empat emas di PON XVIII 2012 di Riau. Sayang perolehan medali emas Jatim melorot pada PON XIX 2016 di Jawa Barat. Spens Stuber Mehue dan kawan-kawan hanya meraih 2 emas 6 perak dan 6 perunggu dari Bumi Parahyangan.
Tim dayung Jatim mengusung target bangkit di PON XX 2021 Papua. Mereka telah berlatih intensif selama lebih dari empat tahun terakhir. Setelah mematangkan latihan, tim dayung Jatim diterbangkan ke Papua sejak minggu kedua September. Tujuannya untuk beradaptasi dengan venue pertandingan seluas 1.675 hektare itu.
“Kami sengaja datang lebih awal agar para atlet bisa berlatih di venue. Supaya mereka mengenal kondisi alam dan beradaptasi,” kata tim pendamping dayung Jatim, Haris. C Setiawan dalam keterangan resminya kepada awak media.
Benar saja, cuaca di Teluk Youtefa berbeda dengan tempat latihan mereka selama ini di Kabupaten Mojokerto. Konon, suhu udaranya mencapai 42 derajat celsius. Belum lagi pendangkalan di venue pertandingan. Kondisi ini bisa mengakibatkan perahu rusak akibat menghantam karang.
“Maka diperlukan strategi pelatih saat bertanding di babak penyisihan nanti. Setidaknya bisa di nomor satu atau dua. Sehingga ketika race nanti Jatim tidak di lintasan yang dangkal,” jelas Haris.
Sementara itu, disiplin kano (canoeing) akan dilombakan pada 27 September-Oktober. Dilanjut disiplin dayung (rowing) pada 4-8 Oktober. Kemudian perahu naga pada 9-13 Oktober. “Secara mental, anak-anak sudah siap meski hampir dua tahun tidak ada kejuaraan. Kami bikin simulasi latihan seperti bertanding untuk meningkatkan kualitas mental mereka,” kata Ali Amra, pelatih kano Jatim. (tim)