BATU – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim), meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pelatih. Setidaknya, dengan membuka kegiatan Workshop Uji Kompetensi dan Sertifikasi Pelatih Puslatda Jatim 100/IV 2017. Kegiatan berlangsung pada 23- 25 November, diikuti 56 pelatih Puslatda.
Direktur Badan Serifikasi dan Pendidikan Tenaga Keolahragaan (BPSTK)/Diktar KONI Jatim, Prof Dr Nur Hasan, M Kes mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melihat kemampuan dan kompetensi pelatih apakah mereka layak menangani atlet Puslatda Jatim.
“Ada 15 kompetensi yang wajib diikuti oleh pelatih dan saat ini baru dalam tahap pertama. Nantinya mereka wajib mengikuti sisanya,” kata Nur Hasan, di Sabtu (25/11/2017).
Pada tahap uji kompetensi ini, para pelatih diminta untuk membuat program, menyusun dan perencanaan latihan. Kemudian peserta wajib mempresentasikan di hadapan para penguji.
“Jadi sekarang tidak ada lagi pelatih yang melatih berdasarkan pengalaman atau kebiasaan. Tapi mereka harus memiliki program latihan yang jelas,” kata Nur Hasan.
Semua pelatih Puslatda, kata dia, wajib memilki sertifikat kompetensi dan itu juga sudah menjadi aturan dari KONI Jatim. “Semua negara sudah menetapkan aturan itu. Kegiatan yang digelar KONI Jatim ini juga yang pertama dilaksanakan di Indonesia,” terangnya.
Sementara assesor Denny Trisyanto, menambahkan, inti dari kegiatan ini adalah untuk merefresh kembali ilmu yang dimiliki para pelatih. Selain itu mereka juga akan mendapat pengetahuan dan wawasan mengenai informasi terbaru mengenai ilmu pengetahuan olahraga.
“Sebenarnya materi uji kompetensi adalah semua yang sudah dilakukan oleh para pelatih setiap harinya. Namun mereka haru bisa menyusun dan membuat program latihan,” kata Denny.
Salah satu peserta, pelatih biliar Tony Ho mengaku, belum pernah mengikuti uji kompetensi walaupun ia sudah lama menjadi pelatih Puslatda Jatim.
“Ini sudah ketentuan dari Koni kalau pelatih harus punya sertifikasi agar bisa melatih di Puslada,” katanya. (sha)