Surabaya- Usianya belum tua-tua amat. Baru 42 tahun. Namun nama Ronald Mamarimbing layak disebut sebagai salah satu legenda hidup Indonesia, khususnya di cabang olahraga (cabor) panjat tebing. Ronald adalah rockstar di dunia panjat tebing. Label itu tak lepas dari gelimang prestasi yang ia sudah raih, baik sebagai atlet maupun pelatih, maupun catatan rekor yang telah ia bukukan.
Style berpakaiannya memang terkesan biasa-biasa saja. Ronald juga terkesan cuek dalam berpenampilan. Rasanya sulit untuk menyangka bahwa sosok yang sederhana ini memiliki sejumlah prestasi yang tak bisa dihitung dengan jari. Selama menjadi atlet, ia menyumbangkan medali emas untuk Jawa Timur (Jatim) pada tiga edisi Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni mulai PON 2000, 2004 dan 2008. Sebagai pelatih, Ronald juga mengantarkan Indonesia menjadi juara umum panjat tebing di SEA Games 2011 lalu.
“Yang paling membanggakan buat saya adalah, mulai tahun 1992 hingga 2000, saya selalu menduduki posisi satu nasional,” ucap pria kelahiran Surabaya, 4 November 1973 ini.
Adalah sosok Ampi Patisahusiwa lah yang mengenalkan Ronald dengan dunia panjat tebing. Ampi yang tak lain tetangga depan rumahnya tersebut, turut bersaja menuntun Ronald ke dunia yang saat ini melambungkan namanya. Sejak mengenal panjat tebing pada usia 12 tahun, Ronald seolah tak bisa lepas dari olahraga yang satu ini. Fasilitas wall climbing sedernaha di rumah Ampi, ia manfaatkan secara maksimal untuk mengasah diri.
“Ampi Patisahusiwa adalah sosok paling bersaja dalam karier saya sebagai atlet,” sebut suami Rosliani Rahayu ini.
Ronald tak sekadar berprestasi sebagai atlet maupun pelatih, ia juga lulus Aspirant lisensi Road Setter International, yaitu lisensi untuk membuat jalur panjat pada kejuaraan level dunia. Predikat itu didapatnya setelah Ronald menjadi orang Indonesia pertama yang mengikuti kursus pembuat jalut internasional yang berlangsung di Sidney, Australia, 2008 silam. Dari 13 peserta, Ronald termasuk enam orang yang lulus. Prestasinya setara dengan master dari Jepang, Turki dan Ceko.
Dengan lisensi road setter continental yang dimilikinya, Ronald pernah menjadi kepala pembuat jalur di sejumlah kejuaraan yang diselenggarakan di Asia, seperti di Thailand, Iran dan China. Setelah prestasinya diakui dunia, Ronald ingin membagi ilmunya dengan menerapkannya kepada para juniornya. Ronald ingin Jatim menerapkan standar internasional di setiap kejuaran yang ada di Jatim.
Setelah mencatatkan prestasi yang mentereng sebagai atlet maupun pelatih, panjat tebing juga mengantarkan Ronald meraih kehidupan yang layak. “Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan berhasil,” seru Ronald.(iki)