JOMBANG – Panitia Besar Pekan Olahraga Provinsi (PB Porprov) VIII Jatim 2023 menegaskan bahwa sesuai instruksi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pertandingan tinju Porprov VIII Jatim harus tetap dihentikan akibat tragedi meninggalnya petinju asal Bondowoso, Farhat Mika Rahel Riyanto.
Penegasan ini diungkapkan Dewan Hakim Panitia Besar Pekan Olahraga Provinsi (PB Porprov) VIII Jatim 2023 Arderio Hukom, menjawab desakan seluruh kontingen Cabor Tinju dari berbagai daerah di Jatim yang berharap pertandingan Cabor tinju akan dilanjutnya.
“Pemberhentian ini adalah instruksi gubernur. Kalau instruksi gubernur tidak dilaksanakan, maka implikasinya akan panjang. Sebab akan terkait dengan pendanaan dan lain sebagainya,” kata Arderio Hukom saat pertemuan dengan seluruh delegasi tinju daerah yang digelar di kantor KONI Jombang, Kamis (14/9).
Hadir dalam kesempatan tersebut, perwakilan kontingan Cabor tinju dari sekitar 19 daerah, diantaranya dari kota Probolinggo, kabupaten Probolinggo, kota Surabaya, Lumajang, Jember Jombang, Banyuwangi, kota Blitar, kaputen Ngawi, Bondowoso, Mojokerto, Tuban, kabupaten Malang dan Sidoarjo
Arderio mengungkapkan, pada hari Selasa (12/9) setelah kejadian, pihak PB Porprov sepakat berkirim surat ke Gubernur Jawa Timur secara langsung.
“Saya bertemu sendiri dan berdiskusi dengan Gubernur sampai 2 jam. Gubernur berjanji akan merapatkan dengan Kepala Dinas, bagian hukum, KONI Jatim, PB Porprov, termasuk kepolisian. Setelah dirapatkan, kita terima informasi secara lisan,” ujarnya.
Dan surat instruksi dari Gubernur secara tertulis baru diterima hari ini, Kamis (14/9) siang. Selanjutnya PB Porprov langsung membawa surat tersebut untuk disampaikan kepada seluruh kontingen Cabor tinju. Instruksi penghentian laga Cabor tinju di Porprov tersebut dituangkan dalam surat gubernur nomor 426/65/PORPROVJAWATIMUR/2023.
“Terus terang kita kita sedang berduka cita, ada saudara kita yang meninggal. Tetapi untuk insan tinju lebih berduka cita lagi karena hasil dari yang kita perjuangkan pertandingan tetap harus dihentikan,” tandasnya.
PB Porprov juga dengan berat hati menyampaikan bahwa tidak ada medali yang akan diserahkan. Karena jika medali dibagi sesuai kesepakatan sementara tidak ada pertandingan, maka hal itu akan menimbulkan dampak hukum.
“Kalau ada medali, ujung-ujungnya akan ada bonus. Maka ini akan menimbulkan akibat hukum dan akan panjang persoalannya. Karena tidak ada pertandingan,” tegasnya.
Ketua Harian Pengprov Pertina Jawa Timur, Nedi Tanaem menambahkan bahwa sebenarnya, pada hari Selasa kemarin ia bertemu gubernur dan pihaknya sudah menyampaikan bahwa pada umumnya berduka itu hanya dengan penghentian Cabor terkait selama sehari atau dua hari. Tetapi para prinsipnya gubernur tetap mengambil keputusan untuk memberhentikan.
“Kalau umumnya, kedukaan ya satu hari dua hari sebagai penghormatan tetapi tetap pada prinsip keputusannya tetap dihentikan,” katanya..
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Technical Delegates Cabor Tinju Porprov VIII Jatim 2023, Agung Samsul Hadi bahwa seluruh pihak sudah berupaya maksimal agar pertandingan tinju bisa kembali diteruskan.
Sebenarnya kami sudah berupaya maksimal, dari jajaran KONI Jatim paling rendah, sampai Kabid Wakil Ketua II sampai Ketua KONI dan akhirnya sampai gubernur. Kami sampaikan bukti otentik dan harapan saaudara semua. Namun inilah yang terjadi,” kata Agung Samsul Hadi.
Ia mengungkapkan, sebenarnya Jatim mulai menapak maju, pertandingan Porprov VII sudah gunakan sistem komputer. Pihaknya juga mendatangkan dua wasit luar provinsi, yaitu dari Bengkulu dan Sulsel.
“Dan apa yang disiapkan oleh teman-teman secara optimal sekali, menurut aturan tidak menyalahi dan ini adalah musibah. Inilah upaya kita, inilah usaha kita, Mohon arahannya untuk yang terbaik bagi masa depan. Mudah-mudahan PP Pertina tidak memberikan suspend kepada kita,” pungkas Agung.(*)