Perbasi Jatim Tertibkan Event Organizer

47
Ketua Umum KONI Jatim, M. Nabil dan Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati

Harus Taat Administrasi dan Prosedur sebelum Gelar Event Bola Basket

SURABAYA – Pengurus Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jawa Timur (Jatim), meminta seluruh pihak baik pengurus cabang (pengcab), klub, maupun event organizer untuk taat pada prosedur administrasi sebelum menggelar event.

Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati, pasca viralnya video dirinya memberhentikan event basket 3×3 di Tulungagung beberapa waktu lalu.

Pemberhentian tersebut, kata Grace Evi Ekawati dilakukan karena penyelenggara event tidak mengantongi izin dari Perbasi Jatim.

“Tujuan kami menghentikan adalah edukasi untuk tertib terhadap aturan,” ungkap Mama Evi, panggilan akrab Grace Evi Ekawati.

Menurutnya, kredibilitas event dipertanyakan. Pada akhirnya, pembinaan prestasi tidak akan berjalan baik.

“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman. Sehingga, jika terjadi masalah ada pihak yang bertanggung jawab,” ujar Mama Evi.

Bahkan, tindakan tegas yang ia lakuan dengan tujuan supaya anggota tertib dan menaati aturan dari Perbasi. Jika kejuaraan itu, antar sekolah atau klub lokal harus izin ke Perbasi Kabupaten/Kota. Kalau pesertanya antar kabupaten dan kota dalam provinsi, maka izin ke Perbasi Provinsi.

“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman, sehingga jika terjadi masalah ada pihak yang bertanggung jawab,” tutur Mama Evi.

Ia menegaskan, semua anggota atau EO yang mengadakan turnamen atau kompetisi harus bersikap disiplin. Semua kegiatan atau event basket harus mendapat rekomendasi dari Perbasi Jatim.

“Saya melakukan ini untuk edukasi, pembelajaran dan pembinaan kemajuan bola basket Jatim,” tutur Mama Evi.

Jika tidak ada atau kurang dana, dirinya siap memberi solusi dengan memberi bantuan. “Sumenep, misalnya. Mereka menggelar event basket, saya bantu pendanaan hingga menyediakan hadiah,” terangnya.

Sebagai bentuk hukumannya, kata Mama Evi, yakni tidak diperkenankan menggelar acara atau pertandingan basket selama dua tahun.

“Untuk panitia, karena itu wasit FIBA yang dimiliki Perbasi Jatim kami hanya memperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan seperti pertandingan tanpa rekomendasi dari pengurus Perbasi kabupaten dan kota atau provinsi,” pungkas Mama Evi.

Ketua KONI Jatim

Sementara itu, Ketau KONI Jatim, Muhammaad Nabil, menjelaskan langkah yang dilakukan Perbasi Jatim cukup bagus karena sebagai bentuk baiknya administratif.

“Semua harus mendapatkan rekomendasi dari induk organisasinya. Saya memberi apresiasi yang dilakukan Perbasi Jatim,” ujarnya.

Nabil berpendapat, langkah yang dilakukan Perbasi Jatim sudah cukup tepat dengan menghentikan event basket di Tulungagung yang tidak meminta rekomendasi dari induk oraganisasinya.

Semua induk organisasi, lanjut Nabil, sudah menjadi kewajiban dimintai izin jika anggotanya mengadakan kegiatan dengan mengelar turnamen.

“Semua induk organisasi akan melakukan hal serupa, bahkan Perbasi Jatim setahu saya akan memberikan secara gratis kepada pengurus kota dan kabupaten yang ingin menggelar pertandingan. Jadi kalau ada apa-apa ada yang bertanggung jawab dan tidak liar,” pungkas Nabil.

Bidang Media dan Humas KONI Jatim

BAGIKAN