Perbasi Jatim Rencanakan Liga Jatim

26
Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati, bersama jajaran perwakilan pengurus Kota/Kabupaten usai Rakerda

Hasil Rakerda Perbasi Jatim 2024

SURABAYA – Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jawa Timur (Jatim), terus melakukan gerak program organisasi.

Beberapa waktu lalu, pada 17 Februari 2024, Perbasi Jatim menggelar rapat kerja daerah (Rakerda) dengan membahas program kerja setahun ke depan. Melalui rapat pleno, sejumlah program dihasilkan. Diantaranya menggelar lisensi pelatih dan wasit hingga rencana menggulirkan kompetisi basket bertajuk Liga Jatim.

Ketua Umum Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati mengatakan konsep dari kompetisi basket bertajuk Liga Jatim tersebut masih dimatangkan. Namun, pihaknya sudah menunjuk panitia pelaksana (panpel).

“Ada terobosan baru adalah Liga Jatim, dimana kita juga sudah menunjuk Mas Erry (Erry Bramasto) sebagai Ketua Panpel dan sudah ada SK-nya. Pada prinsipnya (Perbasi Jatim) percaya, karena tujuannya Liga Jatim harus ada (bergulir) di tahun 2024,” ungkap Grace Evi.

Pada kesempatan yang sama, Erry Bramasto menyebutkan alasan bakal digulirkan Liga Jatim karena kompetisi basket untuk kelompok umur di Jatim cukup terbatas. Karena itu, Perbasi kabupaten/kota ingin kedepannya punya kompetisi yang bisa digulirkan tiap tahun.

“Ini kita masih godok kelompok umur berapa yang harus main. (Peserta) antar kabupaten/kota atau antar klub, kan belum (diputuskan). Kita masih observasi, tanya ke wilayah-wilayah supaya pesertanya maksimal,” ujar Erry Bramasto.

“Kita masih nyari formula yang bagus dulu. Termasuk skema kompetisinya kita mau pakai wilayah, atau mungkin dijadikan satu dibuat series. Insya Allah dalam sebulan ini mungkin kita udah punya rumusan,” tambah pria yang juga Ketua Pengkab Perbasi Gresik itu.

Lebih lanjut Grace Evi mengungkapkan jika akan ada perubahan dalam basket di provinsi bagian timur Pulau Jawa ini. Menurutnya, Perbasi Jatim akan lebih solid lagi. Mulai dari penyelenggaraan event maupun sosialisasi ke masyarakat atau ke sekolah.

“Selama ini memang sudah disosialisasi _no lesson no game_ di tingkat sekolah. Yang artinya kalau tidak belajar, tidak bermain (basket). Sekarang ini lebih ditekankan lagi, _no lesson no game_,” tegas Mama Evi, sapaan akrabnya.

Perbasi Jatim, sebutnya, tidak hanya ingin konsisten mencetak atlet-atlet basket berprestasi. Namun juga mengembangkan sumber daya wasit dan pelatih yang mumpuni. Nah, ia berencana menertibkan penerbitan lisensi pelatih maupun wasit.

“Kalau sudah memilih pelatih, ya pelatih. Nggak bisa (rangkap jadi) wasit. Kita beri batas waktu tiga bulan (menetapkan pilihan) ini sekaligus sosialisasi dan tenggang waktu. Setelah itu kita pasti strict, bisa dicabut lisensinya,” beber Mama Evi.

“Hal ini supaya memperbaiki kualitas yang dimiliki oleh Jatim. Kalau enggak nanti mereka nggak fokus, nggak spesialis, malah kayak ilmu serabutan. Untuk daerah yang belum ya kita dukung, kita pacu, kita bantu, supaya menciptakan segera sumber daya yang mumpuni,” pungkas Mama Evi.

Bidang Media dan Humas KONI Jatim

BAGIKAN