Panahan Yakin On Target di PON Papua

53
Pemanah Jatim berlatih di Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. (Foto: Syaiful/KONI Jatim)

SENTANI – Cabang olahraga panahan akan mulai dipertandingkan Rabu (29/9). Sebagai juara bertahan, tim Jawa Timur (Jatim) sudah siap tempur di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua. Diperkuat atlet-atlet hebat, seperti Diananda Choirunisa dan Riau Ega Agatha, Jatim membidik enam emas di Papua.

Pembinaan cabang olahraga panahan Jatim merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian Jatim di PON. Panahan selalu menjadi lumbung emas kontingen Jatim di multievent empat tahunan tersebut. Dalam PON XIX 2016 di Jawa Barat (Jabar), tim panahan Jatim sukses menjadi juara umum.

Riau Ega dan kawan-kawan mendulang enam emas empat perak dan empat perunggu. Mengungguli Jawa Barat (Jabar) dan Jogjakarta. “Dalam PON Papua ini, kami ditarget enam emas oleh KONI Jatim. Kami membagi rata. Recurve target tiga atau empat emas. Nomor compound bisa satu medali emas. Satu emas lainnya dari ronde nasional,” terang head coach tim panahan Jatim, Lilies Handayani.

Riau Ega dan Diananda masih menjadi andalan utama. Ega bakal tampil di nomor recurve beregu putra bersama Irvaldi Putera dan Rahmat Panjianji. Sedangkan Diananda tampil di disiplin recurve beregu putra dengan Asyifa Nur Hainza dan Ika Yuliana.

Jatim juga menurunkan tiga atlet di nomor compound beregu putra. Mereka adalah Kuswantoro, Garrincha Didi Nugroho dan Yoke Rizaldi Akbar. Sementara skuad compound beregu putri akan diisi Della Adisty Handayani, Tiara Sakti Ramadhani, dan Yurike Nina Bonita.

Cabang olahraga panahan akan dilangsungkan di arena panahan di kompleks Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Lokasinya tepat di samping Stadion Utama Lukas Enembe. Seluruh peserta sudah menjajal venue anyar ini, termasuk tim Jatim. Mereka tak hanya beradaptasi dengan cuaca, tapi dengan arah di sana,

“Untuk saat ini angin tidak seberapa kencang. Tapi tidak tahu lagi pas pertandingan. Tapi karena venue-nya di kelilingi bukit, biasanya anginnya berputar. Artinya, bisa tiba-tiba ke kiri atau ke kanan. Suhunya juga tidak menentu. Sebenarnya panasnya tidak terlalu. Tapi posisi lapangan ada paving, sehingga panasnya memantul. Saya kira tidak ada masalah karena Surabaya juga panas,” terang Lilies. (tim)