Anggaran Dikepras Bikin Cabor Meringis

104

SURABAYA – Atlet dan pelatih yang tergabung di Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jawa Timur (Jatim) tidak bisa tidur nyenyak. Mereka terancam gagal melaksanakan try out dan training camp di luar negeri karena anggaran yang dikepras Pemerintah Provinsi (Pemprov). Tak hanya itu saja, uang makan serta uang saku untuk atlet juga terancam dipotong.

KONI Jatim sedang diguncang badai. Akar masalahnya soal anggaran yang dikucurkan Pemprov pada tahun ini. Mulanya KONI Jatim menganggarkan Rp425 miliar untuk 2021. Kemudian turun menjadi Rp390 miliar. Lalu turun lagi menjadi Rp192 miliar. Setelah digedok ternyata masih ada perubahan karena dipotong oleh Pemprov sebesar Rp23 miliar. Sehingga total dana yang diterima tahun ini sebensar Rp169 miliar.

Hal tersebut membuat KONI Jatim harus menghitung ulang rancangan anggarannya. Sebab pada tahun ini mereka akan memberangkatkan atlet dan pelatih ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober nanti. Sebelum berlaga di Papua, masing-masing cabang olahraga sudah mengajukan anggaran untuk training camp dan try out ke luar negeri. Pemotongan anggaran ini membuat rencana itu terancam tidak terlaksana.

Tak cuma itu saja, pemangkasan anggaran ini membuat uang makan dan uang saku atlet terancam di pangkas. KONI Jatim juga meninjau ulang jumlah kontingen yang akan diberangkatkan ke Papua nanti. Kondisi inilah yang membuat para atlet merasa tidak nyaman. Atlet senam Jatim Rozanah Gozana mengatakan, situasi ini tak hanya berimbas ke KONI saja.

“Pemotongan ini berpengaruh ke semua yang telah direncanakan. Bukan hanya KONI, tapi semua yang tergabung dalam KONI. Termasuk kami para atlet yang akan berlaga membawa nama Jatim di PON nanti,” bilang Oca, sapaan akrabnya.

Hal senada disampaikan sprinter Jatim Heru Astriyanto. Ia khawatir pemangkasan anggaran ini berdampak besar ke persiapan atlet Jatim menuju PON Papua. “Persiapan menuju PON pasti terkendala jika try out ke luar negeri ditiadakan,” bilang pelari asal Tulungagung itu. Heru berharap ada suntikan dana tambahan dari Pemprov Jatim untuk atlet yang tampil di PON nanti.

Tak hanya atlet, para pelatih juga berteriak dengan pemangkasan anggaran ini. Pelatih angkat besi Jatim, Jeffry Tagore sangat kecewa terhadap pemotongan tersebut. Saat ini tim angkat besi Jatim baru menuntaskan training camp di Batu. Jeffry sudah mengajukan permohonan untuk pemusatan latihan jangka panjang selama tiga bulan. Kini, rencana tersebut terancam menjadi wacana belaka.

“Kami selalu mencapai target di PON. Kalau traning camp dihilangkan, itu akan menjadi pukulan telak. Bukan hanya bagi kami, tapi semua cabang olahraga pasti akan berteriak. Sebab mereka ditarget emas. Kami berharap Pemprov mendukung prestasi atlet di luar konteks pandemi dan sebagainya,” bilang Jeffry. (tim)

BAGIKAN