MoU untuk Membentuk SDM Atlet Unggul

40
Erlangga Satriagung, ketua umum KONI Jatim, menandatangani MoU dengan stakeholder dalam Rakerprov KONI Jatim

SURABAYA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim), melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), dengan beberapa stakeholder dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) KONI Jatim, secara virtual, Kamis (8/4).

MoU dengan beberapa universitas, yakni Universitas Negeri Surabaya, Universitas Hang Tuah Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Dr Soetomo Surabaya, Universitas Jember, Universitas Narotama Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Surabaya dan Universitas Dinamika Surabaya.

Penandatanganan MoU juga dilakukan RS Al Irsyad, RS Mitra Keluarga Kenjeran. Lalu Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim dan SMA Negeri Olahraga (Smanor) Sidoarjo.

Ketua KONI Jatim, Erlangga Satriagung menyampaikan, penandatanganan MoU ini sangat penting dalam pembinaan atlet tidak hanya melulu berkaitan dengan prestasi olahraga, tapi juga membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.

“Ini sangat penting tidak hanya bagi KONI tapi bagi kita semua, apalagi Pak Jokowi beberapa waktu lalu sudah menginstruksikan pada Menpora melakukan perombakan mendasar terhadap pembinaan olahraga di Indonesia. Bukan sekedar sehat jasmani, bukan sekedar mencari medali, bukan sekedar mencari badan bugar, tetapi ini upaya pembentukan SDM tangguh,” kata Erlangga.

Ia menjelaskan, olahraga paling efektif dalam membentuk SDM berkarakter. Sebab, membentuk atlet terdapat empat pilar penting yaitu melatih kedisiplinan, melatih menghormati lawan, menghormati orang tua (pelatih), berperilaku sportif dan menjauhkan dari hal-hal negatif.

Hal tersebut sudah dicontohkan oleh banyak negara maju. Sebab, kemajuan negara ditentukan oleh kualitas SDM yang ada.

“Saya beri contoh negara yang kami kunjungi pemerintahnya membuat kebijakan luar biasa, bahwa tidak ada kata mahal untuk olahraga. Terbukti SDMnya tidak sekedar ahli di olahraga tapi sektor lain juga sangat maju, karena banyak negara berpendapat ke depan generasi muda yang kita kenal sebagai kaum milenial ini sesuai dengan survey hanya bisa menerima sektor olahraga untuk masuk ke dunia mereka. Karena dari hasil survey kalangan milenial kalau tidak diberi sangu masalah nasionalisme dan masalah patriotisme akan jadi generasi mengkhawatirkan,” jelasnya.

Lebih-lebih di Jatim, makin lengkap dengan konsep sport science untuk membentuk atlet sesuai dengan data.

Namun, ia sadar semua ini tak akan terlaksana jika dilakukan sendiri. Sebab, pengembangan olahraga membutuhkan bantuan dari sektor lain.(tim)

BAGIKAN