SURABAYA – Pandemi Covid-19 menghambat persiapan kontingen Kota Surabaya menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Vll pada 2022 nanti. Program pemusatan latihan cabang (Puslatcab) yang seharusnya dilaksanakan 2020, terpaksa ditunda demi menjaga keamanan dan kesehatan atlet dan pelatih. KONI Surabaya berharap para atlet sudah bisa berlatih mulai awal 2021.
Kontingen Kota Pahlawan memang mendominasi event olahraga paling akbar di Jawa Timur (Jatim) itu. Sejak pertama kali dilangsungkan pada 2007 silam, Surabaya meraih enam gelar juara umum. Gelar terakhir mereka didapat di Porprov Vl 2019 di Tuban, Gresik, Lamongan, dan Bojonegoro. Kala itu Surabaya meraih 113 emas, 89 perak, dan 78 perunggu. Unggul jauh dari runner-up Kota Kediri dengan perolehan 60 emas, 44 perak, dan 49 perunggu.
Setelah menuntaskan Porprov Vl, Surabaya seharusnya langsung memusatkan konsentrasi menatap Porprov Vll yang akan digelar di Jember, Lumajang, Situbondo, dan Bondowoso pada 2021 nanti. Akan tetapi, pandemi ini membuat KONI Jatim memundurkan jadwal Porprov Vll menjadi 2022. Otomatis agenda latihan yang seharusnya digelar tahun ini pun mengalami penundaan.
“Sejak 2020 ini teman-teman dari cabang olahraga sudah memberikan daftar nama atlet dan pelatih. Kami juga sudah menyampaikannya ke Pemkot. Tiba-tiba ada pandemi ini, sehingga semuanya ditunda,” terang Ketua Umum KONI Surabaya Hoslih Abdullah saat ditemui Kamis (17/12) siang.
Hoslih menjelaskan jika KONI Surabaya, Pemkot, dan Satgas Covid-19 Surabaya bersinergi untuk merumuskan protokol kesehatan. Nantinya protokol ini akan mengacu kepada Peraturan Wali Kota (Perwali) nomor 33 tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru, serta ketentuan dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Selain menjadi pedoman atlet dan pelatih selama Puslatcab, protokol ini juga diterapkan di semua kegiatan olahraga di Kota Pahlawan. “Harapan kami agar pemusatan latihan menuju Porprov Vll bisa dilakukan lebih awal. Kalau tidak Januari ya triwulan pertama. Mudah-mudahan protokol kesehatannya juga disetujui dan menjadi aturan,” ucap Hoslih.
Protokol kesehatan itu berisi lengkap. Tak hanya soal mencuci tangan, mengugunakan masker, dan menjaga jarak saja. Salah satu contohnya adalah harus ada tempat cuci tangan di lokasi latihan. Kemudian atlet dan pelatih yang akan menjalani pemusatan latihan juga harus melakoni tes kesehatan untuk memastikan mereka bersih dari Covid-19.
Hoslih mengatakan, persiapan Surabaya terbilang telat jika dibandingkan dengan daerah lain. Saat ini ada sejumlah daerah yang sudah menggelar latihan. Sayangn, ada beberapa aspek dari protokol kesehatan yang diabaikan. Ia tidak ingin hal ini terjadi di Kota Pahlawan. Oleh karena itu, pemusatan latihan baru dimulai saat protokol kesehatan sudah siap.
“Apa pun, prestasi boleh menjadi target, tapi kesehatan dan keselamatan harus diutamakan,” tegasnya.
Meski memiliki persiapan lebih lambat dari daerah lain, Hoslih yakin kontingen Surabaya berjaya di Porpov Vll nanti. “InsyaAllah kami akan mempertahankan gelar juara. Selain itu, kami juga menekankan untuk memecahkan lebih banyak rekor, utamanya cabang olahraga yang terukur,” terang Hoslih. (DIS/tim)