Inilah Logo dan Maskot Porprov VI

228

SURABAYA – Gelaran olahraga multi-event tingkat provinsi Jawa Timur (Jatim), yaitu Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI/2019 sudah semakin dekat. Sebelum secara resmi dilakukan opening ceremony di Stadion Surajaya, Lamongan, Sabtu (6/7) dan closing ceremony di Stadion Bumi Wali, Tuban, Sabtu (13/7), Pemprov Jatim, KONI Jatim, dan empat kabupaten yang menjadi tuan rumah, Gresik , Lamongan, Tuban dan Bojonegoro meluncurkan logo dan mascot Porprov VI/2019, di Gedung Negara Grahadi, Rabu (26/6) siang.

Menjelang pembukaan di Stadion Surajaya, ada beberapa rangkaian acara lainnya yaitu pengambilan api Porprov yang akan dilakukan dari Api Abadi Kayangan di Bojonegoro, Senin (1/7). Selanjutnya Api Porprov dikirap selama lima hari sampai dengan 5 Juli 2019. Alur kirap Api Porprov : Bojonegoro – Tuban – Lamongan – Gresik, kemudian sehari menginap di Gedung Negara Grahadi, dan dibawa kembali ke Lamongan.

Launching logo dan maskot Porprov VI/2019 ini sangat istimewa. Sebab untuk pertama kalinya sepanjang sejarah penyelenggaraan Porprov, peluncuran ini dihadiri dan dilakukan langsung oleh gubernur.

Untuk logo Porprov sebenarnya tidak terlalu beda dengan logo Porprov sebelumnya, lambang gapura khas provinsi Jatim dan obor api melambangkan bagaimana kobaran semangat para atlet untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya.

Sedangkan untuk maskot, pada Porprov VI/2019 mengusung karakter BEKI (ayam bekisar) sebagai maskot Jawa Timur, ayam bekisar sebagai representasi salah satu fauna khas Jawa Timur. Ayam bekisar melambangkan sifat berani, lincah, milenial dan berprestasi.
Selain launching BEKI, juga diperkenalkan maskot masing-masing tuan rumah.

Pertama, SI GIRO (mascot Kabupaten Gresik) adalah karakter kerbau giras yang menjadi simbil berkobarnya semangat masyarakat Gresik secara umum. Kedua, LILO (mascot Kabupaten Lamongan). Bandeng dan Lele sebagai inspirasi bentuk dan karakter. Lilo initial Lele Lokal yang khas Lamongan merepresentasikan kelincahan, kecerdasan dan semangat juang tanpa henti yang mampu mengobarkan jiwa dan semangat di Porprov VI ini.

Ketiga, SI LAWE (mascot kabupaten Tuban). Si Lawe adalah simbol kuda yang membawa jiwa semangat, kecepatan, kekuatan, menjunjung nilai sportivitas, fair play dan penuh komitmen. SI Lawe ini adalah penggambaran dari sosok ketokohan RH Ronggolawe, Adipati Tuban.
Keempat, SI MELI (Maskot Kabupaten Bojonegoro). Si Meli adalah Mliwis Putih yang merepresentasikan kebanggaan masyarakat Bojonegoro yang berkepribadian lincah, cepat, cerdas dan berprestasi.

Porprov VI/2019 ini mengusung tema ‘Jawa Timur Menembus Dunia’. Tema ini merupakan gambaran tekat dari ajang multievent ini agar menghasilkan atlet-atlet yang nantinya bisa berprestasi tingkat dunia, karena terbukti di event SEA Games dan Asian Games, atlet-atlet Jatim jadi backbone kontingen Indonesia. Sedangkan seiring dengan era 4.0, slogan dari Porprov VI/2019 adalah: Atlet milenial Jatim menuju prestasi puncak.

Porprov VI/2019 ini juga mencatatkan diri sebagai pekan olahraga provinsi terbesar di Indonesia karena total akan diikuti 7.818 atlet, 2.484 ofisial, total ada 10.302 peserta yang terlibat langsung dengan event ini. Porprov VI/2019 ini akan Cabang olahraga (Cabor) yang dipertandingkan/dilombakan adalah 40 cabor dan nomor yang dipertandingkan/dilombakan mencapai 525 nomor. Gubernur Khofifah berharap pelaksanaan Porprov ke depan bisa kembali digelar dua tahun sekali. Terakhir Porprov digelar pada 2015 di Banyuwangi.

Gubernur Khofifah berharap dengan digelar dua tahun sekali pembinaan olahraga di Jatim tidak terlalu panjang untuk mencapai hasil. Menurutnya, makin sering mereka berkompetisi akan makin terukur prestasi dan rekor-rekor bisa diciptakan dan dipecahkan.
Pelaksanaan Porprov VI/ 2019 diharapkan juga mampu mendongkrak sektor Usaha Kecil Menengah di masing-masing kabupaten tuan rumah. Terutama merchandise Porprov VI, apakah itu replica mascot, kaos, dan juga barang-barang lainnya.

Yang patut dicatat lagi dari Porprov Jatim. Gubernur Khofifah tetap konsisten yaitu pesertanya adalah atlet-atlet hasil binaan baru KONI kota/kabupaten di Jawa Timur, artinya atlet yang sudah pernah pernah juara di event nasional, atlet puslatda tidak diperkenankan tampil. Syarat atlet baru ini konsisten diberlakukan sejak digelarnya Porprov 1 pada 2007 lalu di Surabaya.(tim)

BAGIKAN