JAKARTA – Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan emoh jumawa meskipun baru saja menjadi juara dunia angkat berat di kelas 61 kg. Ketimbang terperangkap euforia sementara tersebut, Eko memilih fokus menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Eko sukses menjadi juara dunia setelah membuat total angkatan 317 kg dengan rincian 143 kg snatch dan 174 kg clean & jerk. Mengomentari hal tersebut, Eko menuturkan bahwa hasil tersebut sebetulnya bukanlah hasil yang terlalu ‘wah’.
“Karena hitungan 1 November ini semua kelas diubah dan dibuatkan standar dunia baru. Jadi sebetulnya yang pecah rekor bukan cuma saya. Di kelas lain juga ada yang memecahkan rekor,” kata Eko seperti yang dilansir JawaPos.com
Untuk diketahui, Eko sebelumnya merupakan lifter di kelas 62 kg. Nomor ini terakhir kali diperlombakan di Asian Games 2018, di mana Eko juga menyabet medali emas dengan total angkatan 311 kg.
Jika di Asian Games 2018 Eko hanya mengalungkan satu medali, maka di Kejuaraan Dunia 2018 yang berlangsung di Ashgabat, Turkmenistan akhir pekan lalu Eko sukses membawa pulang tiga medali emas dari satu pertandingan.
“Kalau di single event kan memang ada tiga yang dihitung, dari snatch, clean & jerk, dan total. Jadi masing-masing ada medalinya. Kalau multi event seperti Asian Games 2018 semuanya ditotal jadi satu,” papar Eko.
Medali emas di Asian Games 2018 dan Kejuaraan Dunia 2018 pun tidak membuat Eko berpuas diri. Matanya kini tertuju ke Olimpiade Tokyo 2020. “Target selanjutnya pasti ingin memperbaiki (rekor, Red) lagi. Masih harus melakukan koreksi lagi, apa yang kurang harus ditingkatkan,” tutupnya.(tim)