Psikologis Atlet Jadi Bahan Evaluasi KONI

8

SURABAYA – Tak semua atlet Jawa Timur (Jatim) yang dijagokan meraih emas di Asian Games 2018 berhasil memenuhi ekspektasi. Ada atlet yang gagal, ada pula atlet yang berhasil memberikan kejutan.

Dengan menerapkan sport science, Jatim mencetak atlet berprestasi dengan sistem yang terukur. Hasilnya sangat bagus. Dari target sembilan emas, atlet Jatim sukses menyumbang sebelas emas untuk Indonesia di Asian Games 2018.

“Sarah (Tria Monita/pencak silat.red) salah satu yang kami prediksi bisa meraih emas. Terbukti, dia bisa menyumbang emas di Asian Games,” ungkap Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung.

Erlangga menambahkan, ada satu atlet yang secara mengejutkan berhasil mempersembahkan emas. Dia adalah Aldila Sutjiadi. Aldila meraih emas nomor ganda campuran cabang olahraga tenis lapangan.

“Dia bertemu lawan berat para perempat final. Lawannya dari India. Peringkat ke-32 dunia. Di atas kertas sudah berat. Tetapi dia tidak ada beban, main lepas dan mendapat emas,” ucap Erlangga penuh bangga.

Selain kejutan, ada pula atlet yang gagal meraih medali emas. Padahal mereka digadang-gadang bisa merebut emas di Asian Games. Atlet yang dimaksud Erlangga adalah duo pemanah Riau Ega Agatha dan Diananda Chairunnisa.

Riau Ega hanya mendapatkan perunggu, sementara Diananda merebut perak. Erlangga sedikit menyayangkan kegagalan kedua pemanah ini. Ia menilai keduanya kalah hanya karena kurang tenang pada sesi terakhir.

Belajar dari pengalaman Riau Ega dan Diananda, maka KONI Jatim akan semakin memperkuat pilar psikologi. KONI akan mencari ramuan agar atlet bisa tenang sepanjang pertandingan.

“Bagaimana atlet bisa tenang, tidak terpengaruh dengan hasil jelek pada sesi sebelumnya. Atlet terkadang suka grogi. Begitu dia gagal pada putaran sebelumnya, langkah berikitnya itu yang terpengaruh,” ulasnya.(va)

BAGIKAN