Tingkatkan Puslatda POPNAS

22

SEMARANG –Hari ke 10 Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XIV/2017 Jawa Tengah, kontingen Jawa Timur menambah dua keping emas.

Dua keping emas itu diperoleh atlet panahan, nomor Divisi Nasional Beregu Putra (Vistor Habibullah, Naufal Rajendra Santoso, Rhafshanjanie Prawira), satu keping emas lainnya, diperoleh cabor tarung derajat (Agung Tri) kelas 53.1-57 kg putra.

Selain itu, cabor pencak silat Mohammad Saifudin Zam Zami di kelas F 59 – 63 kg putra, harus puas sabet medali perak, usai dikalahkan pesilat Reza Restu Priyai, asal Kalimantan Timur.
Dua perak lainnya, cabor senam atas nama atlet Herlingga Pramesti, kelas Simpai Ritmik putri dan Nanda Aisyah Nur nomor Gada Ritmik putri. Untuk cabor tarung derajat, Jawa Timur hari ini juga digerojok empat medali perunggu, Aryo Pandu kelas 37.1-41 kg putra, Nur Azizah kelas 49.1 – 52 kg, Riska Maulin kelas 43.1 -46 kg, Bagoes Andika kelas 45.1-49 kg.

Kontingen Popnas Jawa Timur di urutan ke empat dengan perolehan medali 29 emas, perak 24 dan perunggu 40. Jawa Timur, harus mengakui tim tuan rumah Jawa Tengah dengan perolehan medali 35 emas, 32 perak dan 45 perunggu. Kontingen DKI Jakarta tetap melambung di puncak klasemen perolehan medali 49 emas, 37 perak dan 36 perunggu. Urutan kedua kontingen Jawa Barat dengan perolehan medali 38 emas, 38 perak dan 45 perunggu.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Timur, Supratomo, saat dikonfirmasi terkait perolehan medali mengatakan, atlet Jawa Timur sudah berjuang maksimal di ajang Popnas XIV/2017.

Setidaknya, semua yang sukses meraih medali baik emas, perak maupun perunggu, merupakan aset Jawa Timur yang terus dibina. “Ini merupakan atlet lapis dua atau tiga bagi Jawa Timur, sudah bagus. Ke depan akan kita tingkatkan pemusatan latihan,” kata
Supratomo, saat mendampingi atlet panahan, di Stadionj Undip, Tembelahan Semarang, Selasa (19/9/17) siang.

Supratomo berjanji, usai gelaran Popnas XIV/2017, akan merancang program khusus puslatda bagi atlet popnas. Sebab, ia akui, Jawa Timur dalam waktu relatif singkat menjelang popnas, hanya sepuluh hari untuk persiapan training center untuk semua cabor popnas.

“Sebenarnya kita sudah sesuai prosedur, menjaring atlet terbaik bekerjasama dengan pengurus provinsi semua cabor, melalui popda, powil dan single event, regional. Hanya saja, waktu pemusatan latihan sangat minim, paling tidak minimal tiga bulan. Untuk itu, ke depan akan kita benahi lagi progam pemusatan latihan,” ujarnya.

Supratomo mengakui kontingen lain, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, para atletnya rata-rata jebolan PPLP (Pusat Pendididkan dan Latihan Pelajar). Sementara, kontingen Jawa Timur bisa dihitung jari cabor penyumbang emas, contohnya panahan.

“Semoga ke depan kita memoles atlet melalui puslatda dan PPLP diperbanyak untuk pembinaan atlet muda,” pungkas Supratomo. (ega)

BAGIKAN