Pengurus POSSI Jatim Dikukuhkan

19

SURABAYA – Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur (Jatim), periode 2017 – 2021, dikukuhkan. Pengukuhan itu oleh Ketua Pengurus Besar (PB) POSSI, Buyung Lalana, di Surabaya, Sabtu (5/8/17).

Bukan hanya pengukuhan pengurus POSSI Jatim, namun juga sekaligus melaksanakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda), yang diikuti seluruh pengurus kota dan daerah. Agenda paling penting dalam Rakerda membahas dan menggerakkan roda organisasi cabang olahraga (cabor) selam. Intinya, langkah strategis POSSI Jatim membina para atlet untuk meraih prestasi di level nasional, bahkan international.

Ketua POSSI Jatim, Mierza Muttaqien, mengatakan untuk merealisasikan prestasi atlet selam adalah dengan menguatkan pembinaan di semua level. Untuk itu, lanjut ia, pihaknya akan membangun fasilitas atau pendidikan khusus sekolah selam. Pasalnya, sekolah selam sangat menunjang pembinaan dan kaderisasi atlet pemula.

“Pembinaan untuk atlet melalui sekolah selam ini tak hanya untuk olahraga prestasi tetapi juga untuk mengenalkan keindahan laut. Ini juga sebagai upaya untuk menumbuhkan kecintaan laut, dan tanah air,” kata Mirza Muttaqien, usai pelantikan.

Rencananya, sekolah selam tersebut akan direalisasikan pada tahun 2018. Meski masih akan direalisasikan tahun depan namun saat ini POSSI Jatim sudah menggodok rencana tersebut. Tak hanya sudah adanya daftar instruktur yang nantinya akan membimbing para calon peselam, POSSI Jatim juga sudah mempersiapkan kurikulum.

“Di Jatim banyak instruktur, tetapi saat ini masih sporadis. Kami akan koordinasi di bawah bendera POSSI Jatim. Karena kami punya banyak tenaga ahli, mengapa tidak kami kembangkan. Untuk kurikulum di tingkat PB sudah ada. Ada dewan instruktur, tinggal nanti kami adopsi karena banyak dari Jawa Timur instrukturnya.”

Sementara itu, Ketua Umum PB POSSI Buyung Lalana hadir dalam Rakerda mengaku sangat mendukung rencana pembangunan sekolah selam oleh POSSI Jatim. Bahkan ia mengaku agar rencana pembukaan sekolah selam ini efektif, PB POSSI sudah berdiskusi dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Kami sudah menjajaki Kemendikbud. Jadi bagaimana kurikulum ini bisa diformulasikan, kemudian menjadi pelajaran di sekolah. Tidak hanya ada praktek saja ada, tetapi juga ada teorinya juga. Bagaimana membaca tabel selam, tahu bagaimana resiko-resikonya,” ujarnya. (ega)

BAGIKAN