SURABAYA – Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua, masih menyisahkan waktu 3.5 tahun ke depan. Namun, Jawa Timur terus menggenjot strategi , baik atletnya bahkan konsep anyar agar bisa merebut kembali juara umum.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Jawa Timur, Supratomo dalam acara “Diskusi Menyiapkan Prestasi Atlet Jawa Timur Meraih Juara PON XX/2020” yang diselenggarakan harian pagi Surya, di Surabaya, Miggu (12/3/17).
Dalam diskusi tersebut, Supratomo menyampaikan program kerja yang akan dilaksanakan bersama KONI, Dinas Pendidikan melalui Sekolah Menengah Atas Negeri Olahraga (Smanor) dan seleuruh cabang olahraga (cabor). “Misi dispora adalah mempersiapkan atlet muda berbakat secara terpadu dan berjenjang untuk berbasis since,” ujarnya.
Disamping itu, lanjut ia, Dispora akan mengembangkan sayap di semua daerah untuk Pusat Pendidikan Latihan Pelajar dengan anggaran daerah, yakni PPLPD. “Dengan program PPLDP, semua daerah akan mengangkat semua atlet yang berprestasi. Bukan tidak mungkin klub semua cabor akan bermunculan dengan adanya PPLDP.”
Pria yang juga menjabat sebagai ketua IPSI Jawa Timur itu, menambahkan, pihaknya juga akan menambah kejuaraan single event baik tingkat regional maupun wilayah. Demikian pula meningkatkan skill semua pelatih dengan kompetensi pelatih yang bersertifikasi.
Selain Kadispora Supratomo, hadir pada acara diskusi sebagai pembicara Kabid Binpres Irmantara Subagya, mantan Kepala UPT Smanor Zaenal Arifin, Ketua Perpani Jatim Denny Trisyanto dan Ketua Komisi E DPRD Jatim Agung Mulyono dengan moderator wartawan senior Lutfil Hakim.
Ibag, penggilan Irmantara Subagya sebagai pembicara kedua, menjlentrehkan untuk menghadapi PON Papua, KONI Jatim memiliki waktu 3.5 tahun mempersiapkan atlet. Direncanakan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim dilaksanakan bulan Juli 2017. “Kita juga memperhatikan memasukkan atlet potensial berusia 17-20 tahun,” ujar Ibag.
Puslatda yang digelar nanti, tetap mengacu pada puslatda sebelumnya menggunakan ilmu pengetahuan teknologi (iptek). Penggunaan iptek di olahraga terbukti mampu mengangkat prestasi atlet Jatim di PON Jabar.
Pembicara ke tiga, Denny Trisyanto Ketua Perpani Jatim, berharap pembinaan olahraga harus berkesinambungan. Setidaknya, induk olahraga yang saat dinahkodai Erlangga Satriagung harus terus dikawal, program tiga pilar (kesehatan, fisik dan psikologis). “Jangan diubah – ubah. Jangan ganti staff ganti model dan ganti pembinaan. Tapi saya sependapat jika ada pemanfaatan biometik,” jelasnya.
Sementara itu, mantan Kepala UPT Smanor Zaenal Arifin, lebih fokus pada memilih pemimpin yang sudah solid di olahraga di level usia muda. Dirinya mempunya ide, bahwa Jawa Timur harus memiliki UPT khusus olahraga baru pada usia dini. (ega)