Jatim Tolak Pembatalan PON Remaja

5

SURABAYA – KONI Jawa Timur (Jatim) mengkritik keputusan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang membatalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja II 2017 di Jawa Tengah (Jateng). Pembatalan itu dilakukan setahun menjelang pelaksanaan.

Sebelumnya, Kemenpora menyampaikan, untuk menghemat anggaran, maka pelaksanaan PON Remaja II 2017 terpaksa dibatalkan. PON Remaja juga dianggap mirip Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

Tapi KONI Jatim punya pandangan berbeda. Menurut mereka, Popnas dan O2SN lah yang harus dikaji ulang oleh Kemenpora. Selain dua event ini sebenarnya sangat mirip, yakni melibatkan pelajar atau siswa, keduanya juga tidak memiliki jenjang di internasional.

“Kalau pemikiran kita, justru O2SN dan Popnas itu diganti dengan PON Remaja ini. Ini kan multi-event. Kalau PON Remajanya yang dikalahkan, kita tidak tahu seperti apa pertimbangannya Kemenpora,” ucap Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung, Kamis (13/10) sore.

“Sebetulnya justru PON Remaja inilah yang ada tingkat kelanjutannya, yakni di Asian Youth Games dan Olympic Youth Game. Kalau Indonesia mau merestrukturisasi prestasi sampai jenjang dunia, ya harus menyesuaikan yang ada di dunia,” imbuhnya.

Penghobi fotografi ini menambahkan, KONI Jatim akan mengusulkan agar PON Remaja tidak dihapus. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah membawa perkara ini ke Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Pusat.

“Kalau itu urusan efisiensi anggaran, ya dibahas antara Kemenpora dengan KONI Pusat. Kan bisa banyak solusi. APakah nomornya saja yang kemudian dievaluasi lagi. Apakah anggaran dari Diknas dan Kemenpora itu, dialihkan saja ke PON Remaja,” sambung Erlangga.

Jatim merupakan tuan rumah PON Remaja I tahun 2014 lalu, Dalam edisi pertama itu, Jatim berhasil keluar sebagai juara umum.

“Katanya Menpora ingin orientasinya dunia. Karena itu struktur dunia harus kita ikuti. Supaya nyambung. Menpora kan pernah bilang akan berupaya agar prestasi nasional bisa diinternasionalkan,” tutup Erlangga.(va)

BAGIKAN