Surabaya – Tim dayung Jatim terpaksa menunda keberangkatan ke Situ Cipule, Karawang, untuk persiapan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 dalam waktu yang belum ditentukan. Hal itu lantaran venue Situ Cipule yang masih disterilkan.
Semula tim Jatim yang beranggotakan 53 atlet, enam pelatih, dua mekanik dan satu manajer dijadwalkan berangkat pada, Senin (5/9).
Namun karena venue di Cipule tidak bisa digunakan untuk berlatih, jadwal keberangkatan tim dayung Jawa Timur diundur hingga waktu yang belum ditentukan.
Pihak panitia menyeterilkan semua venue PON hingga waktu pertandingan berlangsung, termasuk di kawasan Cipule.
“Kami barusan pulang meninjau venue bersama pengurus PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia) Jatim. Di sana sudah kita lihat lapangannya bagus. Tapi tidak bisa kita pakai untuk latihan,” ungkap pelatih Dayung Jawa Timur La Bau saat ditemui di Gedung KONI Jatim.
La Bau mengaku kecewa dengan tidak fairnya panitia yang melarang kontingen lain menggunakan venue untuk latihan. Terlebih setelah ada pemberitaan salah satu atlet dayung Jawa Barat yang meninggal ketika berlatih di tempat tersebut.
Sebenarnya, ada beberapa tempat di Jawa Barat yang bisa dipakai untuk latihan. Namun karena jarak yang jauh dari penginapan, membuat tim dayung Jawa Timur memutuskan untuk tetap berlatih di Malang.
“Kita terlalu jauh kalau harus bolak-balik hotel ke tempat latihan. Belum lagi harus sewa truk untuk angkut perahu kita. Jadi kita akan latihan di Karangkates daripada di sana cuma latihan darat,” pungkas La Bau. Total dayung akan memperebutkan 40 medali emas, dan mulai dipertandingkan pada 14 September hingga 26 September.(*)