Surabaya- Tim Anggar Jatim akhirnya mendapat tamu untuk menguji persiapan menuju PON XIX.
Tim anggar Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sulawesi Utara datang menimba ilmu sekaligus beruji coba dengan tim anggar Jatim selama empat hari di tempat Puslatda anggar Jatim.
Tim Anggar Aceh dan Sulut sendiri telah memastikan diri lolos ke PON XIX 2016 Jawa Barat.
Pelatih anggar Aceh Sunandar mengatakan kedatangan mereka guna beruji coba dan menimba pengalaman. Tim Aceh hanya membawa atlet anggar yang mengikuti nomor-nomor tertentu yang diproyeksikan di PON XIX 2016. “Sebagai pelatih, kami menganggap ya latihan-latihan terpusat di Aceh selama empat bulan itu belum cukup. Kami berterima kasih pertama-tama pada Jatim yang mau menerima kami untuk berlatih,” ujar Sunandar.
Dia menambahkan, pada penyelenggaraan kali PON yang lalu Aceh masih bisa berbicara banyak. Tapi saat ini, Aceh mengandalkan atlet-atlet muda khususnya di nomor Sable.
“Kita tahu untuk sabel di Jawa Timur juga itu cukup baik dan bagus. Jadi kami tentu saja try out itu untuk mendapatkan ilmu yang lebih dari yang sudah kami miliki sekarang. Jadi itu alasan kami juga datang ke Jawa Timur, “imbuhnya.
Sementara, pelatih anggar Sulut Paulani Ratu mengatakan bahwa tim anggar Jatim saat ini memang menjadi salah satu tim kuat di PON. Maka tim anggar Sulut tak ingin melepaskan kesempatan berlatih tanding dengan atlet-atlet yang mempunyai kelebihan yang tidak mereka punyai. Mereka ingin menimba materi yang lebih dari kami khususnya di nomor sable.
“kalau Sulut sekarang ini kami tidak memiliki target karena kebanyakan kami ini mengandalkan atlet yang muda. Mudah-mudahan Kalau Tuhan berkenan, persiapan tim anggar Sulut akan meraih prestasi di PON XX di Papua,” ujar Paulani
Setelah berlatih di Jatim, tim Anggar Sulut akan kembali ke daerah guna melakukan sejumlah evaluasi hasil dari hasil ujicoba dan kalau masih ada kesempatan akan terus diperbaiki. “dan saya katakan atlit-atlit kami yang Junior. Jadi mereka untuk berbuat banyak di PON masih berat. atlet kami ini masih mencari pengalaman jadi masih Kuda hitam. Lakon yang lalu kita masih ada satu medali perak putih kebetulan saat ini sudah pindah kerja Kalimantan Timur, ” tambahnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Pengprop IKASI Jatim Atafbudin mengatakan kesempatan tersebut sudah jadi satu kebanggaan dan kesempatan luar biasa bagi Ikasi jatim. “artinya Jawa Timur dipandang lebih oleh orang lain. karena Jatim di anggap oleh daerah lain tempat untuk menimba ilmu cabor anggar. Sebuah kesempatan luar biasa, kita yang kekurangan lawan tanding dan ada daerah yang mau beruji coba dengan Jatim, ” ujar dia.
Cabor anggar Jatim dianggap berkualitas, padahal kita kekurangan tanding. Kedatangan atlet Aceh dan dari Sulawesi Utara menjadi kesempatan menguntungkan anak Jawa Timur. Pasalnya, kebiasaan yang ada selama ini yang biasanya latihan hanya sekedar Intern Jawa Timur saja.
“Kesempatan ini juga mereka gunakan untuk latih tanding untuk menambah ilmu kita sendiri. Kita tidak kuatir ilmu kita akan diperhatikan. Artinya tidak tidak semestinya hanya karena bertanding dua hari, tiga hari itu bisa mencuri ilmu lawan. Tidak seperti itu anak-anak pun sudah paham kita juga,” papar Atafbudin.