Surabaya – Kontingen Jatim berharap tidak dicurangi saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat pada september mendatang. Apabila multieven olahraga nasional empat tahunan nantinya berjalan dengan sportif, Erlangga yakin kontingen Jawa Timur mampu mendapatkan hasil optimal.
“Akalnya ada saja, jangan sampai PON tidak sportif. PON tidak hanya untuk mengejar target juara, rohnya di situ. Kalau PON tidak punya roh, buat apa diadakan. Toh, di masing-masing cabor (cabang olahraga) sudah ada kejurnas,” kata Erlangga saat memberikan sambutan di pembukaan Rapat Anggota Tahunan KONI Jawa Timur di Hotel Garden Palace, Surabaya, Senin (30/5).
Menurut Erlangga, ada banyak peluang untuk melakukan kecurangan. Salah satunya adalah kondisi lalu lintas di Kota Bandung. “Masalah di PON (khususnya di Bandung) adalah kemacetan. Tidak ada PON saja macet, apalagi nanti ketambahan ribuan kontingen daerah,” papar Erlangga.
Guna mengatasi persoalan ini, pihak KONI Jawa Timur sudah mengajukan izin kepada Pengurus Besar (PB) PON XIX 2016 Jawa Barat untuk membantu transportasi atlet dari penginapan ke venue pertandingan. Namun sepertinya tak diizinkan dan semua transportasi di handle oleh PB PON XIX.
“Sekarang ini yang belum kita tahu bagaimana kalau nanti ada keterlambatan (atlet tiba di venue pertandingan karena macet). Semoga saja kalau ada keterlambatan atlet, tidak dimanfaatkan untuk kecurangan,” harapnya.
Bicara target, KONI Jawa Timur mengejar 150 medali emas di PON XIX 2016 mendatang. Dari jumlah tersebut, target realitasnya adalah136 medali emas. Kemudain ditambah 14 medali emas yang optimistis bisa didapat kontingen Jawa Timur. “Kalau tidak dicurangi, hasil bisa optimal. Jawa Timur cukup kuat,” tandas Erlangga.
Untuk mengawal target medali emas dan mencegah terjadinya kecurangan, KONI Jawa Timur mendirikan sub posko. Total ada 15 sub posko yang tersebar di setiap daerah tempat diselenggarakannya pertandingan. Khusus di Bandung, ada tiga sub posko yang didirikan. “Karena hampir 70% pertandingan digelar di Bandung,” pungkas Erlangga.(*)