SURABAYA – Masalah kecepatan angin menjadi kendala bagi atlet Jatim yang terbiasa berlatih di Kenjeran, bila bertanding di venue PON XIX/2016 yaitu Pantai Balongan Indramayu. Di Indramayu kecepatan angin lebih cepat di bandingkan di kenjeran, inilah yang membuat peselancar Badrul Said kesulitan untuk mengalahkan I Gusti Oka Sulaksana saat Pra PON, akhir Desember lalu.
Karena itu langkah awal untuk mengantisipasi itu adalah dengan meningkatkan latihan fisik. Dengan fisik yang kuat diharapkan para peselancar Jatim nantinya tidak terlalu berat untuk mengantisipasi perubahan angin yang cepat.
“Angin di kenjeran tidak begitu cepat, berbeda dengan di Indramayu, karena itu selain kami ingin berlatih di sana. Di kenjeran anak-anak kami beri latihan fisik tambahan agar mereka bisa kuat mengantisipasi perubahan angin yang tinggi,” jelas Bambang Widjanarko, pelatih selancar angin Jatim, kemarin.
Latihan fisik saat ini memang ditingkatkan. Bahkan para atlet selancar Jatim tersebut nyaris tidak ada hari libur. Akhir pekan pun, mereka masih digenjot fisiknya. Bahkan pada malam hari, peselancar Jatim masih berlatih demi meningkatkan fisiknya. Hingga hari Minggu pagi masih menjalani latihan di kenjeran. “Pagi mereka latihan teknik dan sore harinya latihan fisik. Kalau hari Sabtu, kita latihan fisik malam hari,” tuturnya.
Karateristik angin di Kenjeran sendiri, memiliki kecepatan angin rendah. Menurut Bambang, idealnya angin yang berhembus itu, sekitar 12 knot. Yang jadi masalah jika kencangnya angin ada di 20 knot. “Untuk itu, kita genjot terus fisik mereka. Sebab, jika angin kencang, maka atlet butuh pegangan yang kuat guna mengendalikan layar,” lanjutnya kepada wartawan.
Namun, Bambang menjelaskan, secara teknik anak didiknya telah mumpuni menghadapi kompetitor. Dirinya pun menolak ajuan dari beberapa provinsi untuk mengadakan latihan di Kenjeran, Surabaya. Karena dia tak ingin, latihan atletnya diintip oleh daerah lain. “Kita ini cari emas di PON XIX Jabar. Janganlah sampai diintip oleh lawan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bambang tidak tinggal diam guna mendalami karateristik pantai Balongan, Indramayu. Rencana untuk mencoba pantai di Jabar pun telah diagendakan. Hal itu pun akan diajukan kepada pengurus KONI Jatim. Setelah hitung-hitungan biaya untuk training camp di sana selama satu bulan sudah ketemu. “Kita ingin setelah puasa mencoba latihan di Pantai Balongan, Indramayu. Semoga keingingan tersebut diwujudkan,” imbuhnya.
Keinginan tersebut tak lepas dari usaha untuk merealisasikan target emas. Selancar angin Jatim, ditargetkan bisa mendapat tiga emas pada ajang PON XIX Jabar, September mendatang. Pada pra PON Oktober 2015 silam, dua emas berhasil dikemas oleh atlet selancar angin. Keduanya diraih oleh Rio Hoiriyah yang turun di RSX dan Agni Hamidah di nomor techno women.