Surabaya – Sebanyak 3 cabang olahraga (cabor) tidak mengikuti program pembinaan karakter (binter) KONI Jawa Timur, yang digelar di Aula Dodik Bela Negara Kompleks Rindam V Brawijaya, Kota Malang. Adalah cabor kempo, bowling dan squash.
Dari ketiga cabo tersebut, ketidakhadiran atlet kempo paling membuat Direktur Utama Badan Pelaksana Puslatda Jawa Timur 100/III Dhimam Abror Djuraid geram. Pasalnya, mereka tidak hadir dengan alasan tidak jelas. “Squash masih mengikuti kejuaraan di Malaysia dan Bowling masih berada di Jakarta,” ujar Abror di Surabaya, Jumat (4/2/2016).
“Cabor Kempo justru menghilang. Mereka dijadwalkan ikut program binter yang sekarang. Tapi kami malah kehilangan kontak dan mereka tidak hadir. Ini namanya mangkir, kami akan panggil mereka,” tegas mantan Ketua Harian KONI Jawa Timur tersebut.
Abror mengaku cabor kempo susah untuk diajak berkomunikasi terkait jadwal binter dan program yang disusun pelatih. “Yang kami tahu atlet dan pemusatan latihan semua berpusat di Surabaya. Soal jadwal try out di kejuaraan itu kan bisa kami bicarakan bersama waktunya. Tapi mereka justru tidak mau koordinasi,” terang Abror.
Di lain pihak, pelatih kempo Jawa Timur Bernard Laisina menyatakan alasan ketidakhadirannya dalam program binter. “Kalau kita ikut binter, otomatis tidak latihan. Kedua, atlet saya banyak yang mahasiswa dan ada yang kelas 3 SMA. Mereka diminta kampusnya untuk tampil,” ungkapnya.
Atas ketidakhadiran atlet kempo dalam pelatihan program binter, Bernard siap bertanggung jawab. Dia pun sudah siap bila mendapatkan panggilan dari pengurus Puslatda Jawa Timur 100/III. Februari Bapel Puslatda juga sudah menegur cabor kempo yang ternyata menggelar latihan dua kali dalam seminggu, padahal PON sudah dekat. Kala itu alasannya juga sama yaitu atletnya masih pelajar dan mahasiswa. (*)