Squash Optimistis Minimal Satu Emas

6

SURABAYA – Tim squash Jatim optimis akan penuhi target dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim pada PON XIX/2016, yakni membawa minimal satu medali emas.

Optimisme squash semakin besar dengan dipertandingkannya satu kelas baru, yakni mix (campuran).

Pelatih squash Jatim, Aloysius K Elaman, menuturkan jika kelas campuran merupakan andalan Jatim dalam meraih emas.

“Dari beberapa ajang, tim campuran Jatim memang memiliki unggulan di kelas tersebut,” tutur Aloy di sela latihan timnya, Senin (29/2/2016).

Hal ini terbukti dari hasil Pra-Pon XIX/2016 di tahun 2015. Saat itu Jatim mendapatkan satu emas. Satu-satunya emas tersebut justru didapatkan kontingen Jatim dari kelas baru dimainkan tersebut.

Selain pada ajang Pra-PON, tim squash campuran Jatim juga berjaya di ajang kejurnas tahun 2013. Sama halnya dengan ajang Pra-PON, squash juga mendapatkan emas.

Kekuatan skuad squash Jatim bahkan telah diperhitungkan sejak PON XVIII/2012 di Riau. Saat itu, Jatim bersama tiga provinsi lain dilarang turun di kelas ini karena dianggap “senior”. “Ada Jatim, DKI (Jakarta), Jabar, dan Kaltim. Kami tak boleh turun karena dianggap unggulan. Jadi, kelas itu khusus untuk yang baru mengikuti cabor ini,” cerita Aloy.

Padahal, jika saja saat itu Jatim bisa turun di kelas ini, Jatim berpeluang menambah satu emas dari dua emas yang sudah dikantongi. Sebagaimana diketahui, pada PON XVIII/2012 Jatim berhasil mengemas dua emas, dua perak, dan satu perunggu yang sekaligus membuat Jatim menjadi juara dari cabor ini.

Bukan hanya itu, diperbolehkannnya atlet senior (berusia di atas 30 tahun) untuk bermain di kelas ini juga akan semakin memuluskan langkah Jatim menunaikan target tersebut.

Rencananya, pada kelas tersebut, Jatim akan menurunkan pasangan Sony Ramdani dan Irma Maryani.

Keduanya juga turun pada PON XVIII/2012 lalu. “Meski cuma di targetkan satu emas, kami optimis bisa lebih, bahkan menjadi juara lagi,” tutup Aloy.

BAGIKAN