SURABAYA – Ski air Jawa Timur (Jatim), akan mengevaluasi hasil kejurnas dan Pra PON sebelum berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat (Jabar), September mendatang.
Afriano Fauzi (2)Untuk itu, pelatih ski air mengasah kemampuan atlet dengan menggelar simulasi guna melihat kemampuan para atlet penghuni Puslatda Jatim.
Pelatih Ski Air Jatim, Fath Daut Wanka, mengatakan program simulasi itu digelar setiap satu bulan sekali dan wajib diikuti oleh seluruh atlet yang tergabung dalam Puslatda Jatim.
Nantinya, dari hasil simulasi itulah, tim pelatih akan bisa melakukan evaluasi dan melihat kemapuan teknik maupun kondisi atlet.
“Program simulasi itu kita gelar mirip kondisi pertandingan. Dari sinilah kita bisa melakukan evaluasi,” kata Fath, Jumat (29/1/16).
Mengenai target empat emas di PON, kata dia, pihaknya mengaku optimis bisa merealisasikannya. Pasalnya, ia melihat teknik atlet Jatim kemampuannya seimbang dengan DKI Jakarta yang selama ini menjadi rival terberat Jatim.
Hal itu terbukti pada Kejurnas Ski Air dan Pra PON 2015, yang digelar Danau Sunter, Jakarta, Oktober tahun lalu. Yakni, Jatim berhasil menempati posisi ke dua dengan 4 emas, 4 perak dan 3 perunggu.
Sedangkan Jakarta menjadi juara umum dengan 4 emas, 7 perak, 3 perunggu. Sedangkan Jabar di peringkat ketiga 2 dan 4 perunggu. “Dari hasil Pra PON kita berhasil meraih empat emas dan lawan terberat Jatim adalah DKI Jakarta. Tapi saya tetap berharap di PON nanti para atlet bisa memberikan hasil lebih baik dari Pra PON.”
Hanya kata Fath, untuk bisa menunjang prestasi atlet ski air di PON, ia berharap KONI bisa menyediakan peralatan speed boat model baru, dilengkapi dengan teknologi zero off.
Pasalnya, di PON nanti panitia sudah mememutuskan kalau speed boat yang digunakan adalah yang sudah memiliki teknologi zero off.
Sebenarnya, Jatim juga sudah memiliki speed boat jenis Booth Master Craf keluaran tahun 2007. Kemudian mesin juga sudah diganti tahun 2011.
Sayangnya, mesin itu tidak bisa disambungkan dengan zero off. Namun kondisi speed boat ini hanya layak untuk berlatih dan tidak untuk perlombaan. (ega)